Allah SWT telah memberi karunia kepada manusia berupa perasaan hati atau emosi. Emosi akan bereaksi oleh sesuatu yang dilihat atau dirasakan. Kegembiraan yang berlebihan maupun kesedihan dan kekecewaan yang mendalam menyebabkan luapan emosi.
''(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kamu.'' (QS Al-Hadiid (57): 23).
Fenomena di masyarakat saat ini sungguh sangat memprihatinkan. Orang dengan mudah melampiaskan emosi. Karena suatu hal kecil yang tidak berkenan, timbul tindakan berlebihan karena kemarahan atau kekecewaan. Dalam hal ini nafsu lebih diperturutkan daripada hati nurani. Hanya keteguhan iman yang akan membuat seseorang bisa menguasai emosi dengan izin Allah SWT. Dengan iman yang teguh, semua qadha dan qadar akan diterima.
''Sesungguhnya marah itu merusak iman sebagaimana benda yang pahit menghancurkan madu.'' (HR Bukhari). Pada saat suatu keinginan dapat tercapai, acap kali kita terlena, kegembiraan berlebihan diekspresikan. Tidak disadari bahwa apa yang telah dicapai merupakan karunia Allah SWT. Seyogianya rasa syukur harus diungkapkan, tidak sekadar mengucapkan Alhamdulillah. Karunia yang diberikan atas keinginan yang tercapai harus dimanfaatkan di jalan-Nya.
''Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'' (QS Ibrahim (14): 7).
Salah satu zikir ma'tsurat yang biasa kita baca sehabis shalat Subuh dan Ashar dengan terjemahan arti, ''Aku rela Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul,'' mempunyai konsekuensi bahwa kita harus ridha terhadap qadha dan qadar-Nya. Baik itu yang sesuai dengan keinginan maupun yang tidak sesuai dengan keinginan kita.
Allah SWT Maha Mengetahui apa yang baik untuk kita. ''Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.'' (QS Al-Baqarah (2): 216).
Penegasan ini membuat kita untuk lebih tenang dalam merespons apa pun yang terjadi. Kita harus selalu berada dalam keadaan berbaik sangka terhadap Allah SWT, sekali-kali Dia tidak akan berbuat zalim kepada hamba-Nya. Tingkatan tertinggi dari sikap ridha akan didapatkan di surga nanti sebagai suatu rahmat dari Allah SWT. ''Balasan bagi mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhan-Nya. (QS Al-Bayyinah (98): 8).
Rabu, 05 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar